Sumber: http://anakbayi.com
Setiap harinya bayi tidur selama 16-18 jam. Seiring dengan umurnya anak di atas usia satu tahun tidur antara 10-12 jam. Yang merepotkan adalah jika tidur siangnya lama sehingga ketika malam dapat terbangun 1 sampai dua kali. Bagaimana cara mengatasi hal ini, silakan baca tips berikut.
GELITIK KAKINYA
Dibilang repot, kata Asril Aminullah, sebetulnya tidak juga. "Asal orangtua pandai mengatur pola tidurnya, tak jadi masalah. Misal, kebutuhan tidur bayi 16 jam. Nah, sepanjang pagi dan siang, jangan biarkan si kecil tidur lebih dari 8 jam. Bangunkan dan ajak ia bermain. Kita harus ganggu terus si bayi agar bangun. Gelitik tapak kakinya hingga ia terjaga. Bila perlu, bawa ia keluar dan terkena sinar matahari."
Mulanya, lanjut Asril Aminullah, mungkin sulit. Tapi lama kelamaan, pola akan terbentuk. Dengan tak bisa lelapnya si kecil tidur di pagi dan siang hari, "Ia akan 'membayar' kekurangan tidurnya itu di malam hari. Alhasil, waktu tidur malamnya jadi panjang."
Mengganggu agar bayi terjaga, tak perlu dilakukan tiap jam sekali. Jika ia sudah tidur 3-4 jam, baru diganggu. Juga jangan karena merasa kasihan atau tak tega membangunkan si kecil yang sedang terlelap tidur. "Kalau tak tega, bisa-bisa di malam hari orangtua yang dibangunkan anaknya," seloroh Asril.
HINDARI BOTOL
Yang perlu diperhatikan, lanjut Asril Aminullah, tak perlu setiap bayi terbangun, ibu memberi ASI. Sebab, belum tentu si kecil bangun karena lapar. "Bisa saja karena popoknya basah, digigit nyamuk, atau karena memang sudah waktunya bangun."
Pada malam hari di atas pukul 21.00, ibu juga tak perlu memberi ASI lagi. "Asal sebelum tidur sudah diberi cukup ASI. Toh, siang hari bayi juga sudah banyak melek hingga ia perlu tidur panjang di malam hari. Biasanya, ia akan terbangun jam 03.00 dini hari. Dengan demikian, ibu punya cukup banyak waktu untuk tidur sebelum diganggu kembali oleh si kecil," tutur Asril.
Kalau toh harus memberi ASI, secara bertahap kurangi jumlahnya. Hanya sekadar untuk membuat ia kembali tertidur saja. Atau, biarkan bapak menggantikan peran ibu untuk menyuapi ASI pada si kecil. Misalnya ibu sebelum tidur sudah menyiapkan ASI di kulkas dan si kecil disuapi pakai sendok. "Jangan pakai botol karena bisa merusak selera anak. Anak akan jadi lebih menyukai botol daripada puting ibunya. Akibatnya, produksi ASI ibunya pun akan berkurang karena jarang dirangsang oleh bayi," jelas Asril.
TIDUR BERSAMA
Haruskah si kecil tidur bersama orangtuanya? Pada dasarnya, kata Asril Aminullah, bayi bisa tidur di mana saja. Memang, orangtua biasanya memilih tidur sekamar dengan bayinya karena alasan rasa aman dan praktis. "Jadi, bila tengah malam si kecil terbangun, orangtua bisa langsung menanganinya." Selain itu, orangtua juga merasa lebih dekat secara batin jika sekamar dengan bayinya.
Bagaimana dengan pendapat tidur terpisah justru baik untuk melatih kemandirian anak? "Ah, itu, kan, karena orangtuanya tak mau terganggu privasinya. Bayi, kan, merem terus, belum bisa dilatih mandiri," ujar Asril. Apa pun, lanjutnya, pilihan tetap di tangan orangtua. "Bisa juga, kan, diambil jalan tengah. Saat tidur di siang atau sore hari, ia bisa ditidurkan di kamar orangtua dan malam hari di kamarnya sendiri," katanya.
TARIK SEPREI
Yang justru perlu diperhatikan orangtua adalah keamanan tempat tidur bayi. Antara lain:
* Sebaiknya tempat tidur mempunyai dinding tertutup dan tak diletakkan di tempat yang mudah terkena tiupan angin.
* Pilih tempat tidur yang agak keras dan rata. Jangan terlalu lembut yang bisa menenggelamkan kepala bayi sehingga bila bayi berbalik, hidungnya tertutup kasur. Selain itu, kasur yang rata dan agak kencang bagus untuk pembentukan otot-otot dan tulang belakangnya.
* Seprei harus ditarik kencang di bawah kasur, sehingga tak mudah kusut kala bayi bergerak-gerak. Dikhawatirkan lipatan seprei bisa menutupi hidungnya kala ia tidur miring atau tengkurap.
* Jika menggunakan bantal, perhatikan letaknya, jangan sampai menutupi hidungnya.
* Selimut jangan terlalu tebal. Hawa yang terlalu panas malah membuat bayi sulit bernapas.
* Jagalah temperatur kamar agar tetap hangat. Jangan terlalu panas dan terlalu dingin. Jika udara dingin, selimuti bayi.
Sabtu, 28 November 2009
Tips agar ASI lancar & banyak
Dirangkum dari berbagai sumber (AAP, La leche league, breastfeeding.com, WHO, dsb) dan ditulis oleh Luluk Lely Soraya I @ Januari 2005
1. Tingkatkan frekuensi menyusui/memompa/memeras ASI.
Jika anak belum mau menyusu krn masih kenyang, perahlah / pompalah
ASI. Ingat ! produksi ASI prinsipnya based on demand sama spt prinsip
pabrik. Jika makin sering diminta (disusui/diperas/dipompa) maka makin
banyak yg ASI yg diproduksi.
2. Kosongkan payudara setelah anak selesai menyusui.
Bahasan ini masih terkait dg point di atas. Makin sering dikosongkan, maka produksi ASI juga makin lancar.
3. Yg tidak kalah pentingnya : ibu harus dalam keadaan RELAKS. KONDISI PSIKOLOGIS ibu menyusui sangat menentukan keberhasilan ASI eksklusif. Menurut hasil penelitian, > 80% lebih kegagalan ibu menyusui dalam memberikan ASI eksklusif adalah faktor psikologis ibu menyusui. Ingat : 1 pikiran “duh ASI peras saya cukup gak ya?” maka pada saat bersamaan ratusan sensor pada otak akan memerintahkan hormon oksitosin (produksi ASI) utk bekerja lambat. Dan akhirnya produksi ASI menurun.
Relaks saja ya bu. Disini sebetulnya peran besar sang ayah.
Jika ayah mendukung maka ASI akan lancar.
Mendukung bisa dg berbagai cara mulai dari menyemangati istri
hingga hal2 lain spt menyendawakan bayi setelah menyusu, menggendong bayi utk disusukan ke ibunya, dsbnya.
4. Hindari pemberian susu formula.
Terkadang karena banyak orangtua merasa bahwa ASInya masih sedikit atautakut anak gak kenyang, banyak yg segera memberikan susu formula. Padahal
pemberian susu formula itu justru akan menyebabkan ASI semakin tidak lancar. Anak relatif malas menyusu atau malah bingung puting terutama pemberian susu formula dg dot. Begitu bayi diberikan susu formula, maka saat ia menyusu pada ibunya akan kekenyangan. Sehingga volume ASI makin berkurang. Makin sering susu formula diberikan makin sedikit ASI yg diproduksi.
5. Hindari penggunaan DOT, empeng, dkknya
Jika ibu ingin memberikan ASI peras/pompa (ataupun memilih susu formula) berikan ke bayi dg menggunakan sendok, bukan dot ! Saat ibu memberikan dg dot, maka anak dapat mengalami BINGUNG PUTING (nipple confusion). Kondisi dimana bayi hanya menyusu di ujung puting seperti ketika menyusu dot. Padahal, cara menyusu yang benar adalah seluruh areola (bag. gelap di sekitar puting payudara) ibu masuk ke mulut bayi. Akhirnya, si kecil jadi ogah menyusu langsung dari payudara lantaran ia merasa betapa sulitnya mengeluarkan ASI. Sementara kalau menyusu dari botol, hanya dengan menekan sedikit saja
dotnya, susu langsung keluar. Karena itu hindari penggunaan dot dsbnya.
6. Datangi klinik laktasi. Jangan ragu untuk menghubungi atau konsultasi dg klinik laktasi. Disana ibu dan ayah mendapatkan masukan secara teknis agar ASI tetap optima.
7. Ibu menyusui mengkonsumsi makanan bergizi.
8. Lakukan perawatan payudara : Massage / pemijatan payudara dan kompres air hangat & air dingin bergantian.
1. Tingkatkan frekuensi menyusui/memompa/memeras ASI.
Jika anak belum mau menyusu krn masih kenyang, perahlah / pompalah
ASI. Ingat ! produksi ASI prinsipnya based on demand sama spt prinsip
pabrik. Jika makin sering diminta (disusui/diperas/dipompa) maka makin
banyak yg ASI yg diproduksi.
2. Kosongkan payudara setelah anak selesai menyusui.
Bahasan ini masih terkait dg point di atas. Makin sering dikosongkan, maka produksi ASI juga makin lancar.
3. Yg tidak kalah pentingnya : ibu harus dalam keadaan RELAKS. KONDISI PSIKOLOGIS ibu menyusui sangat menentukan keberhasilan ASI eksklusif. Menurut hasil penelitian, > 80% lebih kegagalan ibu menyusui dalam memberikan ASI eksklusif adalah faktor psikologis ibu menyusui. Ingat : 1 pikiran “duh ASI peras saya cukup gak ya?” maka pada saat bersamaan ratusan sensor pada otak akan memerintahkan hormon oksitosin (produksi ASI) utk bekerja lambat. Dan akhirnya produksi ASI menurun.
Relaks saja ya bu. Disini sebetulnya peran besar sang ayah.
Jika ayah mendukung maka ASI akan lancar.
Mendukung bisa dg berbagai cara mulai dari menyemangati istri
hingga hal2 lain spt menyendawakan bayi setelah menyusu, menggendong bayi utk disusukan ke ibunya, dsbnya.
4. Hindari pemberian susu formula.
Terkadang karena banyak orangtua merasa bahwa ASInya masih sedikit atautakut anak gak kenyang, banyak yg segera memberikan susu formula. Padahal
pemberian susu formula itu justru akan menyebabkan ASI semakin tidak lancar. Anak relatif malas menyusu atau malah bingung puting terutama pemberian susu formula dg dot. Begitu bayi diberikan susu formula, maka saat ia menyusu pada ibunya akan kekenyangan. Sehingga volume ASI makin berkurang. Makin sering susu formula diberikan makin sedikit ASI yg diproduksi.
5. Hindari penggunaan DOT, empeng, dkknya
Jika ibu ingin memberikan ASI peras/pompa (ataupun memilih susu formula) berikan ke bayi dg menggunakan sendok, bukan dot ! Saat ibu memberikan dg dot, maka anak dapat mengalami BINGUNG PUTING (nipple confusion). Kondisi dimana bayi hanya menyusu di ujung puting seperti ketika menyusu dot. Padahal, cara menyusu yang benar adalah seluruh areola (bag. gelap di sekitar puting payudara) ibu masuk ke mulut bayi. Akhirnya, si kecil jadi ogah menyusu langsung dari payudara lantaran ia merasa betapa sulitnya mengeluarkan ASI. Sementara kalau menyusu dari botol, hanya dengan menekan sedikit saja
dotnya, susu langsung keluar. Karena itu hindari penggunaan dot dsbnya.
6. Datangi klinik laktasi. Jangan ragu untuk menghubungi atau konsultasi dg klinik laktasi. Disana ibu dan ayah mendapatkan masukan secara teknis agar ASI tetap optima.
7. Ibu menyusui mengkonsumsi makanan bergizi.
8. Lakukan perawatan payudara : Massage / pemijatan payudara dan kompres air hangat & air dingin bergantian.
Kamis, 26 November 2009
5 Tips Wajib Bagi Ibu Menyusui
Sumber: http://bayidananak.com
Bayi yang disusui dengan ASI akan mendapatkan gizi terbaik yang tidak tergantikan bahkan oleh susu formula yang paling mahal sekalipun. Menyusui juga merekatkan jalinan cinta antara ibu dan bayinya karena:
* Kontak kulit dengan ibunya membuat otak bayi melepaskan hormon oksitosin (”hormon cinta”) yang membuatnya tenang dan merasa terlindungi.
* Air susu ibu (ASI) mengandung hormon koleksitokinin yang membuat bayi mudah tidur.
Berikut adalah beberapa tips bagi para ibu yang sedang menyusui:
Susuilah bayi pada saat dia meminta dan hentikan hanya setelah dia merasa cukup, sebab:
1. Jangan menjadwalkan pemberian ASI.
* Bayi memiliki lambung yang kecil dan ASI sangat mudah diserap. Semakin muda umur bayi, semakin cepat dia merasa lapar kembali. Kapasitas produksi ASI antar ibu juga bervariasi. Semakin kecil produksi, semakin sering dan lama bayi harus disusui. Hanya bayi itu sendiri yang tahu kapan saatnya harus menyusu.
* Kandungan gizi dalam ASI yang dikeluarkan selama menyusui bervariasi. Kandungan lemak pada menit-menit awal cukup rendah, lalu meningkat terus sampai menit terakhir. Bila ibu menghentikan proses menyusui sebelum saatnya, maka bayi akan kekurangan lemak dan cepat lapar kembali.
* Bila menyusui dilakukan secara terjadwal, dalam tiga bulan produksi ASI akan menurun. Aktivitas menyusui merangsang keluarnya hormon prolaktin yang memproduksi susu. Semakin sering menyusui, semakin besar prolaktin yang dikeluarkan. Bila ibu jarang menyusui, maka otomatis tubuhnya juga pelan-pelan akan mengurangi prolaktin yang bermanfaat dalam produksi ASI.
* Bayi meminta menyusu bukan semata-mata karena lapar, namun juga karena kebutuhan emosional untuk disayangi dan dilindungi.
2. Jaga keseimbangan kedua payudara. Susui dengan kedua payudara secara bergantian. Setiap kali memulai, gunakan payudara yang terakhir disusukan.
3. Bantu bayi bila menunjukkan gejala akan bersendawa (Jawa: gumoh). Sendawakan dengan menggendong tegak pada pundak dan menepuk-nepuk punggungnya. Dengan begitu maka udara yang terisap bersama ASI secara perlahan akan keluar.
4. Bila ASI memancar sewaktu akan disusukan, keluarkan sedikit dengan tangan untuk menghindari bayi tersedak dan menolak susu. Caranya adalah dengan menopang payudara secara lembut dan mengurut ke arah areola sambil memutar pijatan ke sekeliling kuadran payudara. Kemudian, tekan areola dengan ibu jari dan jari-jari untuk mengosongkan ASI yang terdapat dalam sinus-sinus areola.Cara lain untuk mengeluarkan ASI adalah dengan pompa mekanik maupun listrik. Apabila terjadi pembengkakan payudara (engorgement) sebelum ASI dikeluarkan dengan pompa, sebaiknya payudara dipijat terlebih dahulu supaya ASI mudah keluar.
5. Bagi ibu yang terpaksa harus meninggalkan bayinya, simpanlah ASI agar dapat diberikan melalui botol pada saat bayi merasa lapar. ASI dapat disimpan di tempat yang bersih selama 6-8 jam. Bila disimpan di kulkas, jangan diberikan setelah melewati 2X 24 jam. ASI dapat bertahan hingga 2 minggu bila disimpan pada lemari pendingin bertemperatur di bawah 18 derajat celcius. Pembekuan ASI tidak banyak berpengaruh terhadap kandungan gizi dan zat kebal di dalamnya, asalkan tidak dipanaskan berlebihan sebelum diberikan ke bayi. Pemanasan di atas 62 derajat celcius selama 30 menit akan merusak unsur selular dan zat kebal di dalamnya.
Bayi yang disusui dengan ASI akan mendapatkan gizi terbaik yang tidak tergantikan bahkan oleh susu formula yang paling mahal sekalipun. Menyusui juga merekatkan jalinan cinta antara ibu dan bayinya karena:
* Kontak kulit dengan ibunya membuat otak bayi melepaskan hormon oksitosin (”hormon cinta”) yang membuatnya tenang dan merasa terlindungi.
* Air susu ibu (ASI) mengandung hormon koleksitokinin yang membuat bayi mudah tidur.
Berikut adalah beberapa tips bagi para ibu yang sedang menyusui:
Susuilah bayi pada saat dia meminta dan hentikan hanya setelah dia merasa cukup, sebab:
1. Jangan menjadwalkan pemberian ASI.
* Bayi memiliki lambung yang kecil dan ASI sangat mudah diserap. Semakin muda umur bayi, semakin cepat dia merasa lapar kembali. Kapasitas produksi ASI antar ibu juga bervariasi. Semakin kecil produksi, semakin sering dan lama bayi harus disusui. Hanya bayi itu sendiri yang tahu kapan saatnya harus menyusu.
* Kandungan gizi dalam ASI yang dikeluarkan selama menyusui bervariasi. Kandungan lemak pada menit-menit awal cukup rendah, lalu meningkat terus sampai menit terakhir. Bila ibu menghentikan proses menyusui sebelum saatnya, maka bayi akan kekurangan lemak dan cepat lapar kembali.
* Bila menyusui dilakukan secara terjadwal, dalam tiga bulan produksi ASI akan menurun. Aktivitas menyusui merangsang keluarnya hormon prolaktin yang memproduksi susu. Semakin sering menyusui, semakin besar prolaktin yang dikeluarkan. Bila ibu jarang menyusui, maka otomatis tubuhnya juga pelan-pelan akan mengurangi prolaktin yang bermanfaat dalam produksi ASI.
* Bayi meminta menyusu bukan semata-mata karena lapar, namun juga karena kebutuhan emosional untuk disayangi dan dilindungi.
2. Jaga keseimbangan kedua payudara. Susui dengan kedua payudara secara bergantian. Setiap kali memulai, gunakan payudara yang terakhir disusukan.
3. Bantu bayi bila menunjukkan gejala akan bersendawa (Jawa: gumoh). Sendawakan dengan menggendong tegak pada pundak dan menepuk-nepuk punggungnya. Dengan begitu maka udara yang terisap bersama ASI secara perlahan akan keluar.
4. Bila ASI memancar sewaktu akan disusukan, keluarkan sedikit dengan tangan untuk menghindari bayi tersedak dan menolak susu. Caranya adalah dengan menopang payudara secara lembut dan mengurut ke arah areola sambil memutar pijatan ke sekeliling kuadran payudara. Kemudian, tekan areola dengan ibu jari dan jari-jari untuk mengosongkan ASI yang terdapat dalam sinus-sinus areola.Cara lain untuk mengeluarkan ASI adalah dengan pompa mekanik maupun listrik. Apabila terjadi pembengkakan payudara (engorgement) sebelum ASI dikeluarkan dengan pompa, sebaiknya payudara dipijat terlebih dahulu supaya ASI mudah keluar.
5. Bagi ibu yang terpaksa harus meninggalkan bayinya, simpanlah ASI agar dapat diberikan melalui botol pada saat bayi merasa lapar. ASI dapat disimpan di tempat yang bersih selama 6-8 jam. Bila disimpan di kulkas, jangan diberikan setelah melewati 2X 24 jam. ASI dapat bertahan hingga 2 minggu bila disimpan pada lemari pendingin bertemperatur di bawah 18 derajat celcius. Pembekuan ASI tidak banyak berpengaruh terhadap kandungan gizi dan zat kebal di dalamnya, asalkan tidak dipanaskan berlebihan sebelum diberikan ke bayi. Pemanasan di atas 62 derajat celcius selama 30 menit akan merusak unsur selular dan zat kebal di dalamnya.
Tips Perawatan khusus kulit bayi anda
Sumber: http://bayidananak.com
Kulit bayi sangat lembut dan membutuhkan banyak perawatan. Lapisan luar (dermis) belum sepenuhnya berkembang dengan elastis. Kulitnya rapuh sehingga rentan terhadap kerusakan dan sangat sensitif untuk disentuh.
Kulit bayi terdiri dari lapisan tipis. Dapat menyerap apa yang dioleskan pada permukaannya. Jadi, Anda harus berhati-hati dan bebaskan dari bahan berbahaya seperti lotion yang kuat. Aplikasikasikan krim khusus bayi, terutama di saat udara dingin untuk menjaga kulitnya tetap lentur dan elastis.
Karena produksi melanin (pigmen pelindung) pada bayi rendah, paparan sinar matahari sebaiknya dihindari, kecuali mungkin beberapa menit saat pagi hari untuk menyerap vitamin D dari sinar matahari. Terlalu banyak sinar matahari akan membakar kulitnya dan menyebabkan lecet.
Bayi memerlukan perawatan khusus terhadap kulit mereka dengan sering mengganti popok, terus-menerus mengelap dan pembersihan di bagian lampin, serta di sekitar mulut dan hidung. Jika daerah-daerah ini tidak ditangani dengan hati-hati, kemungkinan infeksi dan kerusakan kulitnya semakin tinggi.
Hindari penggunaan penyebab iritasi seperti sabun dan deterjen. Selalu gunakan bahan khusus bayi untuk sabun dan shamponya saat mandi. Pastikan juga menggunakan krim dan lotion yang aman untuk digunakan.
Ketika anda menidurkan bayi anda pada suatu tempat, pastikan kembersihan daerah tersebut dengan menggunakan air hangat dan produk pembersih yang lembut. Bersihkan daerah kering dari debu ataupun bedak bayi yang tercecer dengan kain yang sangat lembut karena Ini membantu mengurangi gesekan antara kulit dan pakaian, dan menjaga terhadap penetrasi gangguan dari benda asing melalui media kulit.
Biasakan kulit bayi anda kering dan tidak lembab. Gunakan bedak setiap kali Anda merasa bahwa kulitnya menjadi lembab, terutama di sekitar di bagian lampin. Anda dapat menghindari kelembaban yang berlebihan dengan menggunakan krim dan lotion khusus bayi.
Pakaian bayi usahakan longgar. Misalnya saat tidur pada malam hari, gunakan kain tipis dari pada memakaikan flanel atau jaket. Pilih popok dan pakaian yang dia pakai terbuat dari katun halus yang lembut untuk disentuh. Pakaian longgar memungkinkan sirkulasi udara, dan menjaga bayi tetap kering dan nyaman, jauh dari kelembaban berlebihan.
Setelah bayi tumbuh, lebih mudah untuk menangani perawatan kulitnya karena kekebalan tubuhnya semakin tinggi tetapi tetap gunakan krim di saat dingin. Terlalu banyak manis dan makanan berlemak hanya akan menimbulkan gangguan pencernaan dan bintik-bintik.
Jika anak Anda menyukai permen, beri dia produk buatan sendiri. Anda dapat mengganti madu untuk gula, karena tidak hanya madu bergizi tetapi juga baik untuk kulit. Saatnya memperkenalkan anak anda jus buah segar sebagai pengganti minuman botol atau bahan instan lainnya
Kulit bayi sangat lembut dan membutuhkan banyak perawatan. Lapisan luar (dermis) belum sepenuhnya berkembang dengan elastis. Kulitnya rapuh sehingga rentan terhadap kerusakan dan sangat sensitif untuk disentuh.
Kulit bayi terdiri dari lapisan tipis. Dapat menyerap apa yang dioleskan pada permukaannya. Jadi, Anda harus berhati-hati dan bebaskan dari bahan berbahaya seperti lotion yang kuat. Aplikasikasikan krim khusus bayi, terutama di saat udara dingin untuk menjaga kulitnya tetap lentur dan elastis.
Karena produksi melanin (pigmen pelindung) pada bayi rendah, paparan sinar matahari sebaiknya dihindari, kecuali mungkin beberapa menit saat pagi hari untuk menyerap vitamin D dari sinar matahari. Terlalu banyak sinar matahari akan membakar kulitnya dan menyebabkan lecet.
Bayi memerlukan perawatan khusus terhadap kulit mereka dengan sering mengganti popok, terus-menerus mengelap dan pembersihan di bagian lampin, serta di sekitar mulut dan hidung. Jika daerah-daerah ini tidak ditangani dengan hati-hati, kemungkinan infeksi dan kerusakan kulitnya semakin tinggi.
Hindari penggunaan penyebab iritasi seperti sabun dan deterjen. Selalu gunakan bahan khusus bayi untuk sabun dan shamponya saat mandi. Pastikan juga menggunakan krim dan lotion yang aman untuk digunakan.
Ketika anda menidurkan bayi anda pada suatu tempat, pastikan kembersihan daerah tersebut dengan menggunakan air hangat dan produk pembersih yang lembut. Bersihkan daerah kering dari debu ataupun bedak bayi yang tercecer dengan kain yang sangat lembut karena Ini membantu mengurangi gesekan antara kulit dan pakaian, dan menjaga terhadap penetrasi gangguan dari benda asing melalui media kulit.
Biasakan kulit bayi anda kering dan tidak lembab. Gunakan bedak setiap kali Anda merasa bahwa kulitnya menjadi lembab, terutama di sekitar di bagian lampin. Anda dapat menghindari kelembaban yang berlebihan dengan menggunakan krim dan lotion khusus bayi.
Pakaian bayi usahakan longgar. Misalnya saat tidur pada malam hari, gunakan kain tipis dari pada memakaikan flanel atau jaket. Pilih popok dan pakaian yang dia pakai terbuat dari katun halus yang lembut untuk disentuh. Pakaian longgar memungkinkan sirkulasi udara, dan menjaga bayi tetap kering dan nyaman, jauh dari kelembaban berlebihan.
Setelah bayi tumbuh, lebih mudah untuk menangani perawatan kulitnya karena kekebalan tubuhnya semakin tinggi tetapi tetap gunakan krim di saat dingin. Terlalu banyak manis dan makanan berlemak hanya akan menimbulkan gangguan pencernaan dan bintik-bintik.
Jika anak Anda menyukai permen, beri dia produk buatan sendiri. Anda dapat mengganti madu untuk gula, karena tidak hanya madu bergizi tetapi juga baik untuk kulit. Saatnya memperkenalkan anak anda jus buah segar sebagai pengganti minuman botol atau bahan instan lainnya
Langganan:
Komentar (Atom)
